Vaksinasi Premarital Sesudah Menikah, Apakah Bisa?

Bagikan Artikel

dr. Oktaviani Dewi Ratih

(Dokter Konsultan Vaksinasi Imuni @imuni.id)

Saat mempersiapkan pernikahan, satu hal yang seringkali terlewat adalah merencanakan vaksinasi premarital. Vaksinasi premarital adalah upaya pencegahan terhadap penyakit yang dapat ditularkan dari pasangan, dan dari ibu ke anak selama kehamilan. Vaksinasi ini bermanfaat untuk pasangan yang akan menikah, maupun yang sudah menikah dan sedang mempersiapkan kehamilan dan persalinan. 

Sering kali, kebutuhan melakukan vaksinasi terlewat atau bahkan tidak masuk ke dalam daftar persiapan pernikahan. Padahal, kesehatan adalah aset penting untuk seumur hidup dan tentunya, kita tidak menginginkan ada masalah kesehatan di kemudian hari. Kehidupan rumah tangga yang sempurna salah satunya tentu dibangun dari kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan.

Gambar 1. Keluarga Harmonis dan Sehat.

Setelah Menikah, Apakah Masih Bisa Vaksinasi?

Risiko tertular penyakit bisa terjadi pada siapa pun dan kapan pun, sehingga meskipun sudah menikah vaksinasi tetap bisa dilakukan. Daripada menunggu sampai jatuh sakit dan mengeluarkan biaya lebih banyak untuk pengobatan, tentunya akan jauh lebih bijak menjaga kesehatan dengan melakukan vaksinasi lebih dini.

Dengan mendapatkan Vaksinasi premarital lengkap dapat mencegah beberapa penyakit yang menular lewat hubungan seksual dan transplasenta ibu ke anak selama kehamilan. Salah satu contoh penyakit yang membahayakan selama kehamilan adalah Congenital Rubella Syndrome (CRS) yang diakibatkan oleh virus Rubella dimana bayi dapat lahir katarak, tuli kongenital dan kelainan jantung. Tidak hanya itu, banyak penyakit lain yang bisa dicegah dengan vaksinasi agar keluarga terlindungi.

Apa Saja Vaksin untuk Saya dan Pasangan?

Vaksinasi yang diberikan terutama untuk mencegah penularan penyakit melalui hubungan seksual yang mungkin saja didapatkan dari pasangan. Pada wanita, penting mendapatkan vaksinasi Premarital ini untuk melindungi calon buah hati selama masa kehamilan bahkan beberapa bulan setelah kelahirannya dari penyakit yang dapat menular melalui transplasenta ibu ke anak. Vaksinasi yang direkomendasikan adalah vaksin HPV, Hepatitis B, MMR dan Tdap/Td. Vaksin bisa diberikan kapan pun selama wanita tidak dalam kondisi hamil atau memiliki riwayat alergi berat terhadap vaksin tersebut. Berikut penjelasan seputar vaksin, dan jadwal pemberiannya.

Cegah Kanker dengan Vaksin HPV

Mendengar kata kanker pasti langsung terbayang mengerikan karena pengobatan yang pasti lama, biaya yang tidak sedikit dan risiko kematian. Human Papilloma Virus (HPV) adalah virus yang menular melalui hubungan intim yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit dan selaput lendir. Sampai saat ini telah ditemukan 150 tipe HPV, beberapa diantaranya menyebabkan kanker serviks dan kanker alat kelamin. Termasuk ke dalam jenis ini adalah tipe 16 & 18 yang menjadi penyebab 66% kanker serviks. Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua kanker tersering pada wanita usia produktif. Dalam satu tahun dilaporkan ada lebih dari 36.000 penderita kanker serviks, dan 21.000 diantaranya meninggal dunia. Tidak hanya wanita, faktanya infeksi HPV tipe 6 & 11 juga dikaitkan dengan kutil kelamin dan kanker penis pada pria. Berita baiknya, kanker ini dapat dicegah dengan vaksinasi HPV baik untuk wanita maupun pria. Berdasarkan penelitian, risiko menderita kanker berkurang sebanyak 90% pada orang yang sudah mendapatkan vaksin HPV lengkap. Setiap orang yang aktif secara seksual wajib vaksinasi HPV.

Vaksin HPV dapat diberikan kapan saja pada orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin, baik sudah atau belum menikah. Perlu diingat, vaksin HPV tidak direkomendasikan pada wanita hamil, apabila tertunda karena hamil maka vaksinasi bisa segera diberikan setelah melahirkan. Vaksin HPV untuk pria dan wanita bisa menggunakan tipe HPV kuadrivalen yaitu melindungi HPV tipe 6, 11, 16 dan 18, diberikan sebanyak 3 kali dengan interval 0, 2, dan 6 bulan, bila jadwal vaksin terlambat, serial vaksin tidak perlu diulang.

Mengenai Pap Smear pada wanita, tetap perlu dilakukan minimal 3 tahun sekali bagi wanita yang sudah aktif secara seksual. Untuk vaksinasi dan pap smear sifatnya berjalan berdampingan dan saling melengkapi. Apapun hasil hasil pap smearnya, vaksinasi tetap bisa diberikan, karena infeksi HPV bisa berulang dengan tipe varian yang berbeda.

Hindari Infeksi Hepatitis B dengan Vaksinasi

Selain HPV, infeksi virus Hepatitis B juga bisa menyebabkan kanker pada organ hati dan sirosis. Penularan virus ini terjadi melalui berbagai aktivitas seperti hubungan intim dengan pasangan yang terinfeksi, tertusuk jarum atau benda tajam bekas pakai penderita, dan bisa menular dari ibu ke anak selama kehamilan melalui transplasenta. Bayi yang lahir dari ibu penderita Hepatitis B, 90% akan mengalami infeksi hati kronis, 20% meninggal karena sirosis dan kanker hati.

Vaksinasi Hepatitis B pada dewasa terdiri dari 3 dosis yang diberikan dengan interval 0, 1 dan 6 bulan. Semua orang dewasa yang beresiko terinfeksi Hepatitis B, termasuk sering berganti pasangan, tenaga kesehatan, dan kondisi atau pekerjaan lainnya yang berisiko, sebaiknya mendapatkan vaksinasi Hepatitis B lengkap. 

Vaksin MMR, Melindungi Diri dan Buah Hati 

Pasangan yang sudah menikah dan sedang merencanakan kehamilan sebaiknya mendapatkan vaksin MMR untuk melindungi dari penyakit campak (Measles), gondongan (Mumps) dan campak jerman (Rubella) sekaligus. Ketiga penyakit ini bisa menyerang Pria maupun Wanita, dan sangat mudah menular sehingga penting untuk pasangan mendapatkan vaksin MMR. Apabila seorang wanita hamil belum mendapatkan vaksin MMR dan menderita salah satu saja penyakit diatas, maka akibatnya bisa menyebabkan keguguran sampai cacat pada janin. 

Salah satu penyakit yang sering terjadi adalah Congenital Rubella Syndrome (CRS), infeksi Rubella pada trimester pertama kehamilan dapat menyebabkan 85% bayi lahir dengan kecacatan seperti katarak, tuli kongenital dan kelainan jantung. Satu dari dua orang penderita mungkin tidak memiliki gejala, sehingga penting sekali melakukan vaksinasi MMR sebelum merencanakan kehamilan. Vaksin MMR bisa diberikan 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu, dengan catatan dosis kedua (terakhir) vaksin MMR harus selesai minimal 4 minggu sebelum hamil.

Pentingnya Vaksin Tdap untuk Dewasa

Pernah mendengar Tetanus Neonatorum? Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada bayi baru lahir. Disini lah vaksinasi berperan penting, dengan adanya pemberian vaksin Tetanus, bayi yang lahir dapat terhindar dari resiko kematian akibat Tetanus Neonatorum. Vaksin Tdap (Tetanus Difteri acelullar Pertusis) sekaligus melindungi dari penyakit Difteri dan Pertusis (batuk rejan), yang gejalanya berupa gangguan nafas berat dan bisa menyebabkan kematian. Tingginya kejadian infeksi Difteri dan Pertusis pada bayi usia dibawah 2 bulan, menjadi alasan mengapa vaksinasi Tdap perlu diberikan pada wanita hamil karena dapat melindungi bayi dari infeksi tersebut hingga beberapa bulan kelahirannya. Mengingat, bayi baru akan mendapatkan vaksinasi DTP (Difteri Tetanus Pertusis) di usia 2 bulan. 

Vaksin Tdap diberikan 1 dosis rutin setiap 10 tahun sekali. Pada wanita hamil, vaksinasi Tdap setiap kehamilan di usia kehamilan 27-36 minggu. Vaksin Tdap adalah salah satu vaksin yang aman diberikan pada wanita hamil.

Kesimpulan 

Vaksinasi bisa dilakukan kapanpun, meskipun seseorang sudah menikah dan aktif secara seksual, tentunya sebagai pasangan akan lebih bijaksana melakukan vaksinasi sedini mungkin sebelum jatuh sakit. Tentu saja, bila sudah terinfeksi penyakit, vaksinasi bukan menjadi solusi. Vaksinasi dilakukan untuk mencegah agar tidak terinfeksi penyakit tersebut. Untuk membina keluarga yang harmonis, hal utama dibangun dari kesadaran menjaga kesehatan dengan melakukan vaksinasi untuk mellindungi diri dan keluarga. 

Referensi :

  1. Congenital Rubella Syndrome | NCBDDD | CDC
  2. Large Study Confirms that HPV Vaccine Prevents Cervical Cancer
  3. Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa. PAPDI. 2017
  4. Measles and Pregnancy: Immunity and Immunization-What Can Be Learned from Observing Complications during an Epidemic Year – PubMed (nih.gov) 
  5. Vaccines Before Pregnancy | CDC 
  6. Tdap (Pertussis) Vaccine and Pregnancy https://www.cdc.gov/vaccines/pregnancy/hcp-toolkit/tdap-vaccine-pregnancy.html

Bagikan Artikel

Artikel Terbaru Lainnya

Oktober 2021

Jumlah Vaksinasi
50.000
Jumlah Dokter
66

Area Layanan

Jenis Layanan

Agustus 2021

Jumlah Vaksinasi
38.000
Jumlah Dokter
58

Area Layanan

Jenis Layanan

Juni 2021

Jumlah Vaksinasi
21.000
Jumlah Dokter
39

Area Layanan

Jenis Layanan

April 2021

Jumlah Vaksinasi
16.000
Jumlah Dokter
38

Area Layanan

Jenis Layanan

Maret 2021

Jumlah Vaksinasi
14.000
Jumlah Dokter
34

Area Layanan

Jenis Layanan

Desember 2020

Jumlah Vaksinasi
8.000
Jumlah Dokter
29

Area Layanan

Jenis Layanan

November 2020

Jumlah Vaksinasi
5.000
Jumlah Dokter
27

Area Layanan

Jenis Layanan

September 2020

Jumlah Vaksinasi
500
Jumlah Dokter
21

Area Layanan

Jenis Layanan

Agustus 2020

Jumlah Vaksinasi
100
Jumlah Dokter
14

Area Layanan

Jenis Layanan