Apa itu Herpes Zoster?
Herpes Zoster atau dikenal sebagai cacar api adalah penyakit yang disebabkan reaktivasi virus varicella zoster. Virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Setelah sembuh dari cacar air, virus varicella zoster tetap ada di dalam tubuh seumur hidup dan menjadi laten (inaktif) dan bersembunyi di sistem saraf (dorsal root ganglia). Ketika daya tahan tubuh menurun virus varicella zoster akan aktif kembali menyebabkan Herpes Zoster.
Penderita Herpes Zoster bisa menularkan virus varicella zoster ke orang lain, menyebabkan varicella (cacar air) bagi yang belum pernah terinfeksi atau mendapatkan vaksinasi varicella sebelumnya. Penularan virus varicella zoster terjadi melalui kontak langsung dengan lesi (cairan dari vesikel termasuk lesi yang sudah mengering) atau menghirup droplet yang mengandung partikel virus varicella zoster dari vesikel yang pecah.
Bagaimana gejala Herpes Zoster?
Ciri khas dari Herpes Zoster adalah ruam kemerahan dengan vesikel bergerombol pada satu sisi tubuh (unilateral) disertai nyeri hebat, seringnya di mata atau badan (perut/punggung). Gejala diawali nyeri, rasa tertusuk, kesemutan atau baal kemudian dalam beberapa hari muncul ruam kemerahan, papul dan vesikel yang kemudian pecah dan baru sembuh dalam waktu 2-4 minggu.
Keluhan sistemik lainnya bisa disertai demam, nyeri kepala, menggigil dan nyeri perut. Selama muncul gejala bahkan setelah sembuh pasien akan merasakan nyeri hebat yang disebut Post Herpetic Neuralgia (PHN).
Apa saja komplikasi Herpes Zoster?
Post Herpetic Neuralgia (PHN) atau nyeri saraf paska herpes adalah salah satu komplikasi akibat Herpes Zoster yang paling umum, didefinisikan sebagai nyeri hebat dengan sensasi terbakar dan tertusuk pada bekas ruam bahkan setelah ruam tersebut hilang hingga bertahun-tahun. Lebih dari 18% penderita Herpes Zoster akan mengalami nyeri saraf paska herpes dan risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
Komplikasi lain dari Herpes Zoster adalah kebutaan (Herpes Zoster ophthalmicus), infeksi sekunder pada ruam, radang paru (pneumonia), gangguan pendengaran (Ramsay Hunt syndrome), radang otak bahkan sampai kematian.
Siapa saja yang berisiko terkena Herpes Zoster?
Faktanya, lebih dari 90% orang dewasa yang berusia lebih dari 50 tahun sudah terinfeksi virus varicella zoster, artinya kelompok usia >50 tahun paling berisiko terkena Herpes Zoster. Berdasarkan penelitian, 1 dari 3 orang akan mengalami reaktivasi virus varicella yang menyebabkan Herpes Zoster.
Risiko semakin meningkat terutama pada kondisi imunokompromais, riwayat keluarga dengan Herpes Zoster, penderita penyakit kronik seperti diabetes, gangguan kardiovaskular dan penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
Bagaimana cara mencegah Herpes Zoster?
Saat daya tahan tubuh menurun, Virus varicella zoster yang inaktif di dalam tubuh akan mengalami reaktivasi menyebabkan Herpes Zoster. Pencegahan paling efektif adalah dengan vaksin Herpes Zoster, yang dapat diberikan pada usia 50 tahun ke atas dan usia 18 tahun ke atas dengan risiko tinggi.
Penyakit ini juga bisa berulang (rekuren) sehingga penting sekali mendapatkan vaksin Herpes Zoster bagi yang sudah pernah terkena sebelumnya untuk mencegah kekambuhan. Vaksin ini bisa diberikan bagi yang sudah maupun belum pernah terkena Herpes Zoster, penderita Herpes Zoster bisa diberikan vaksin Herpes Zoster 2 bulan setelah sembuh.
Referensi: