Bukan Hanya Anak, Dewasa Juga Perlu Vaksinasi Lengkap

Bagikan Artikel

dr .Soraya Haji Muhamad

(Dokter Konsultan Vaksinasi @imuni.id)

Vaksinasi merupakan salah satu bentuk pencegahan penyakit yang aman, efektif, dan mudah untuk menghindari suatu penyakit infeksi mulai dari anak, dewasa, dan lansia. Vaksinasi dapat memberikan perlindungan seumur hidup, namun beberapa vaksin perlindungannya bersifat sementara sehingga pemberiannya perlu diulang. Melalui vaksinasi seorang diharapkan untuk memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi tertentu, sementara tujuan akhir dari pemberian vaksinasi massal adalah eradikasi suatu penyakit. 

Mengapa Dewasa masih perlu vaksinasi lengkap?

Terdapat 5 alasan penting mengapa Dewasa perlu vaksinasi lengkap:

  1. Seiring bertambahnya usia, risiko terinfeksi penyakit sangat mudah
  2. Perlindungan dari beberapa vaksin termasuk sewaktu kanak dapat hilang seiring waktu
  3. Anda mungkin berisiko terinfeksi penyakit baru dan berbeda
  4. Adanya vaksinasi terbaru (updated) yang siap diberikan pada Masyarakat 
  5. Vaksinasi tidak hanya melindungi diri, tetapi membantu melindungi orang disekitar kita

Usia, gaya hidup, pekerjaan, rencana perjalanan, atau kondisi kesehatan dapat menempatkan Anda pada risiko penyakit baru dan berbeda. Misalnya, orang dewasa yang bekerja di Rumah Sakit berisiko terinfeksi Hepatitis B atau orang dewasa yang bepergian ke Luar Negeri mungkin berisiko terinfeksi penyakit yang tidak dapat diprediksi sebelumnya (karena endemis di wilayahnya).

Apakah vaksinasi sewaktu masa kanak sudah cukup?

Pada dasarnya, jadwal imunisasi dewasa merupakan lanjutan dari jadwal imunisasi Anak. Jenis vaksin yang sudah lengkap pemberiannya dan ada catatannya pada masa kanak, tidak perlu diulang lagi saat dewasa. Dengan pengecualian, vaksin yang membutuhkan booster yang butuh pengulangan setiap waktu tertentu seperti Influenza dan Tetanus. 

Namun, kekebalan vaksin sewaktu masa kanak dapat menurun seiring waktu. Vaksinasi dapat diberikan atau diulang lagi saat dewasa ini. Menurut penelitian, tidak ada vaksin istilah “kelebihan dosis vaksin”. Lebih baik berlebih daripada tidak lengkap karena proteksi pada tubuh tidak optimal. Maka, bila lupa atau tidak ada catatan vaksinasi, vaksinasi boleh diulang dari dosis pertama.

Apa saja vaksinasi yang harus diberikan pada orang dewasa?

Sebelum dewasa mendapatkan vaksinasi, Dokter perlu mempertimbangkan beberapa faktor yaitu, faktor kesehatan, faktor usia, faktor gaya hidup dan faktor pekerjaan. Untuk lebih aman, pada dewasa yang memiliki penyakit kronis atau mengonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya konsultasi ke dokter agar vaksinasi dapat berjalan aman dan efektif.

Saat ini di Indonesia menggunakan Jadwal Vaksinasi Dewasa Sesuai Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI Tahun 2021. Berikut rekomendasi vaksin dari usia 19 tahun sampai usia >65 tahun.

Gambar 1. Jadwal Imunisasi dewasa PAPDI tahun 2021

Influenza

Influenza adalah penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan atas akibat Virus Influenza tipe A dan tipe B. Penularannya melalui air liur (droplet) dan kontak erat dari orang yang terinfeksi Influenza. Vaksin Influenza diberikan 1 kali rutin setiap tahun. Bahkan, Vaksin Influenza aman diberikan pada ibu hamil di Trimester berapa saja. Vaksin Influenza tidak disarankan pada orang dengan alergi berat terhadap telur.

Tetanus, Difteri dan Pertusis (Tdap/TD)

Vaksin Tetanus melindungi dari infeksi Tetanus, Difteri, dan Pertusis (Batuk Rejan). Bakteri Tetanus masuk melalui luka terbuka yang terinfeksi bakteri Clostridium tetani. Difteri dan Pertusis ditularkan melalui air liur (droplet) atau cairan yang menetes saat penderita bersin atau batuk. Vaksin Tdap dapat diberikan kapan saja, terlepas dari kapan terakhir mendapat vaksinasi Tdap. Vaksin Tdap penting untuk wanita hamil karena dapat membantu mengurangi resiko terjadinya Tetanus Neonatorum pada bayi baru lahir. Vaksinasi Tdap diberikan 1 dosis setiap 10 tahun atau setiap kehamilan.

Varisela (Cacar Air)

Varisela (disebut juga cacar air) adalah penyakit yang sangat menular disebabkan oleh virus Varisela zoster. Virus ini mudah menular melalui kontak dengan orang yang terinfeksi Varisela/Cacar air. Gejalanya bervariasi dimulai dari demam hingga muncul lentingan berisi air pada selutruh tubuh. Varisela dapat menetap hingga minimal 7 hari. Dewasa yang belum pernah mendapat vaksinasi Varisela dan belum pernah terinfeksi Varisela, diberikan vaksinasi Varisela 2 kali dengan jarak minimal 28 hari.

Human Papilloma Virus (HPV)

Human Papilloma Virus (HPV) adalah virus yang menyebabkan infeksi serius pada organ reproduksi. HPV memiliki beragam jenis (strain). HPV tipe 16 dan 18 pada wanita menyebabka Kanker Serviks , sedangkan HPV tipe 6 dan 11, pada Pria menyebabkan kutil kelamin. 

Kanker Serviks pada wanita usia produktif menempati peringkat kedua penyakit kanker tertinggi di Indonesia. Kanker Serviks adalah satu-satunya kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksinasi HPV diberikan pada Dewasa yang belum pernah menerima atau belum lengkap vaksinasi HPV sewaktu masa kanak. Pada wanita, Vaksin HPV dapat diberikan di usia 15 – 55 tahun. Pada Pria, direkomendasikan oleh PAPDI untuk usia 19-26 tahun. Vaksin HPV diberikan 3 kali dengan jarak 0,2 dan 6 bulan. 

Pap Smear bukan syarat utama menentukan kelayakan vaksinasi HPV. Pap Smear tetap wajib dilakukan setiap 3 tahun pada wanita yang sudah aktif secara seksual untuk deteksi dini Kanker Serviks.

Zoster 

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan Vaksin Zoster untuk pencegahan Herpes Zoster dan komplikasi terkait. Zoster/Cacar Ular terjadi akibat reaktivasi Virus Varicella Zoster (Cacar Air) karena imunitas yang mulai menurun. Vaksin Zoster diberikan 1 dosis, terutama untuk Lansia. Namun, saat ini vaksin Zoster tidak tersedia di Indonesia.

Measles, Mumps, Rubella (MMR)

Measles (Campak), Mumps (Gondongan), dan Rubella (Campak Jerman) adalah infeksi virus yang memiliki dampak berbahaya. Orang dewasa adalah risiko terinfeksi Radang Otak (Enchephalitis) akibat infeksi MMR. 

Vaksinasi MMR diberikan pada wanita yang merencanakan kehamilan agar terhindar dari infeksi Rubella (Campak Jerman) saat masa kehamilan yang dapat menyebabkan Congenital Rubella Syndrome (CRS).  Juga, diindikasikan pada Pelaku perjalanan (Traveler) yang akan mengunjungi daerah endemis infeksi MMR. Vaksinasi MMR diberikan 2 kali dengan jarak minimal 28 hari. Perlu diingat, vaksin MMR adalah jenis vaksin hidup (live attenuated), sehingga tidak boleh diberikan saat hamil.

Pneumokokal Konjugat 13-Valent (PCV 13) dan Pneumokokal Polisakarida (PPSV 23)

Pneumonia adalah peradangan paru-paru akut akibat infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae. Dewasa dengan kekebalan tubuh yang rendah, penderita asma dan perokok adalah risiko tinggi terinfeksi Pneumonia bahkan hingga gejala berat seperti meningitis, sepsis, dan bakteremia. 

Saat ini terdapat 2 tipe vaksin pneumonia yaitu Vaksin Pneumokokal Konjugat (PCV13) mencegah radang paru-paru akut yang disebabkan oleh 13 jenis bakteri Pneumokokus yaitu Serotipe 1, 3, 4, 5, 6A, 6B, 7F, 9V, 14, 18C, 19A, 19F, dan 23F.  Vaksin PCV 13 merupakan jenis vaksin konjugat dimana secara imunitas lebih baik dibanding vaksin Pneumokokal Polsakarida (PPSV23). Pada dewasa, Vaksin PCV13 diberikan 1 kali untuk seumur hidup. Selanjutnya, dapat diberikan vaksinasi PPSV23 dengan jeda minimal 8 minggu setelah pemberian vaksinasi PCV13 untuk perlindungan yang lebih adekuat.

Vaksin PPSV23 mencegah radang paru-paru akut yang disebabkan oleh 23 jenis bakteri Pneumokokus yaitu Serotipe 1, 2, 3, 4, 5, 6B, 7F, 8, 9N, 9V, 10A, 11A, 12F, 14, 15B, 17F, 18C, 19A, 19F, 20, 22F, 23F, dan 33F. Vaksinasi PPSV23 diberikan mulai usia 19 tahun. Bila mendapatkan vaksinasi PPSV 23 terlebih dahulu, vaksin PCV 13 diberikan minimal 1 tahun setelah vaksin PPSV 23.

Meningitis Meningokokal

Meningitis adalah infeksi pada selaput otak karena bakteri Meningococcal. Pada negara disekitar African Meningits Belt, para pelaku perjalanan (Traveler) memiliki risiko tinggi penyebaran infeksi Meningitis. 

Vaksin meningitis juga dapat diberikan pada kondisi khusus lainnya, seperti Umrah dan Haji. Vaksin Meningitis diberikan 1 dosis. Namun, mempunyai proteksi yang berbeda. Vaksin Meningitis Polisakarida memiliki perlindungan selama 2 tahun. Vaksin Meningitis Konjugat memiliki perlindungan lebih lama yaitu 5 tahun. Vaksin meningitis memiliki efektivitas hingga 90% mencegah infeksi Meningitis.

Hepatitis A

Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit Endemis di Indonesia, penyebarannya melalui makanan sudah terkontaminasi virus Hepatitis A, Pemicunya adalah sanitasi yang buruk dan pola hidup tidak higienis. Hepatitis A dapat menyebabkan Gagal Liver akut (Acute Liver Failure). Para pelaku perjalanan (Traveler) harus waspada akan infeksi Hepatitis A karena berada pada wilayah baru yang mungkin saja terdapat makanan atau air sanitasi yang tercemar. Vaksinasi Hepatitis A diberikan 2 kali dengan jeda minimal 6 bulan. 

Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B mencegah Virus Hepatitis B yang menginfeksi organ hati hingga menyebabkan Sirosis hati bahkan kanker. Virus Hepatitis B menyebar lewat darah, hubungan seksual, jarum suntik (termasuk tattoo) dan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi Hepatitis B. Pasangan suami istri, wanita hamil, Tenaga Kesehatan, orang dengan kekebalan tubuh yang rendah, orang yang terinfeksi HIV, merupakan kelompok yang memiliki risiko tinggi terinfeksi Hepatitis B. Vaksin Hepatitis B diberikan 3 kali dengan jarak 0, 1, dan 6 bulan. Saat ini tersedia Vaksin Kombinasi Hepatitis A-Hepatitis B (Twinrix) bisa diberikan mulai dari usia 18 tahun dan diberikan sebagai seri 3-dosis pada 0, 1, dan 6 bulan. 

Tifoid (Tipes)

Tifoid/Demam Tifoid (Tipes) terjadi akibat makanan atau air yang tercemar oleh bakteri Salmonella typhi. Indonesia sebagai negara Endemis, penyebaran bakteri Tifoid harus dicegah dengan vaksinasi. Vaksinasi Tifoid diberikan 1 dosis rutin setiap 3 tahun. Seiring berjalannya waktu perlindungan dari vaksin Tifoid akan menurun, maka dari itu vaksinasi Tifoid harus diulang setiap 3 tahun. Untuk perlindungan yang lebih baik, tetap selalu menjaga pola hidup yang bersih agar terhindar dari penyakit Tifoid. 

Japanese Encepalitis (JE)

Vaksin Japannese Encephalitis (JE) merupakan vaksinasi untuk mencegah Encephalitis (radang otak) yang disebabkan oleh virus Japanese Encephalitis (JE). Orang dapat terinfeksi melalui gigitan nyamuk pada malam hari.  Vaksin JE bisa diberikan pada orang yang akan berpergian ke daerah endemis ataupun tidak. Indonesia termasuk ke dalam daerah endemis virus Japanese Encephalitis (JE). Vaksin Japanese Encephalitis (JE) dapat diberikan 1 dosis. 

KESIMPULAN

Bukan hanya anak, dewasa juga disarankan untuk mendapatkan vaksinasi lengkap karena Seiring bertambahnya usia, perlindungan dari beberapa vaksin yang Anda terima di usia yang lebih muda dapat memudar. Dosis booster diperlukan untuk memastikan perlindungan yang berkelanjutan. 

Selain Vaksinasi, terapkan juga protokol kesehatan secara disiplin. Lindungi orang yang terkasih dengan vaksinasi. Vaksinasi dapat dilakukan di fasilitas kesehatan atau dengan memanfaatkan layanan vaksinasi di rumah (home-service).

Referensi

Who Needs a Flu Vaccine.  https://www.cdc.gov/flu/prevent/vaccinations.htm

Who Needs a Flu Vaccine.  https://www.cdc.gov/flu/prevent/vaccinations.htm

Vaksin Varicella (Cacar Air). https://www.immunize.org/vis/indonesian_varicella.pdf

Hepatitis A vaccines. https://www.cdc.gov/vaccinesafety/vaccines/hepatitis-a-vaccine.html

Vaksin Hepatitis B https://www.immunize.org/vis/indonesian_hepatitis_b.pdf

Vaksin TDaP (Tetanus, Difteri dan Pertusis) https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/dtap-tdap-td/public/index.html

Vaksin Tifoid https://www.cdc.gov/typhoid-fever/typhoid-vaccination.html

Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/mmr/public/

Pneumococcal Vaccine: What Everyone Should Know.  https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/pneumo/public/index.html

Vaksin Covid 19 https://corona.jakarta.go.id/id/vaksinasi

Before You Vaccinate Adults, Consider Their “H-A-L-O”! https://www.immunize.org/catg.d/p3070.pdf

Bagikan Artikel

Artikel Terbaru Lainnya

Oktober 2021

Jumlah Vaksinasi
50.000
Jumlah Dokter
66

Area Layanan

Jenis Layanan

Agustus 2021

Jumlah Vaksinasi
38.000
Jumlah Dokter
58

Area Layanan

Jenis Layanan

Juni 2021

Jumlah Vaksinasi
21.000
Jumlah Dokter
39

Area Layanan

Jenis Layanan

April 2021

Jumlah Vaksinasi
16.000
Jumlah Dokter
38

Area Layanan

Jenis Layanan

Maret 2021

Jumlah Vaksinasi
14.000
Jumlah Dokter
34

Area Layanan

Jenis Layanan

Desember 2020

Jumlah Vaksinasi
8.000
Jumlah Dokter
29

Area Layanan

Jenis Layanan

November 2020

Jumlah Vaksinasi
5.000
Jumlah Dokter
27

Area Layanan

Jenis Layanan

September 2020

Jumlah Vaksinasi
500
Jumlah Dokter
21

Area Layanan

Jenis Layanan

Agustus 2020

Jumlah Vaksinasi
100
Jumlah Dokter
14

Area Layanan

Jenis Layanan